Tuesday, January 3, 2023

PAPUA report (in Bahasa) 2022 Desember [bagian pelengkap]

 PAPUA  2022 Desember [bagian pelengkap] 

Oleh: Theo van den Broek





[2] KEAMANAN dan OPERASI TNI/POLRI dan TPNPB

[a] gerakan TNI/Polri dan TPNPB

* 10 Desember 2022: TPNPB mengklaim bahwa dalam suatu kontak senjata mereka membunuh 4 anggota aparat di wilayah Sorong Raya. Setahu kami, kejadian ini belum diberitakan oleh pihak aparat. Maka, klaim dari TPNPB belum dapat dikonfirmasi (TvdB).

* 13 Desember 2022: di wilayah Saireri, Yapen Utara, di jalan segi tiga Saubeba, sejumlah kendaraan TNI-Polri dibakar habis. Rombongan, 25 anggota aparat, tiba-tiba berhadapan dengan kelompok TPNPB, sampai melarikan diri dan kendaraan ditinggalkan, hingga dibakar oleh TPNPB. Dalam aksi ini juga seorang warga sipil meninggal, yakni seorang tukang senso yang dibawa oleh rombongan polisi. Aksi pembakaran kendaraan-kendaraan diadakan sebagai aksi balas operasi penyisiran TNI-Polri pada tgl 1  dan 10 Desember 2022 di kampung Kaonda yang mengakibatkan masyarakat ketakutan dan mengungsi ke hutan, sedangkan markas milik TPNPB dibongkar. Dari belakang TPNPB dituduh oleh pihak polisi bahwa mereka membunuh tukang senso tadi. Namun dari pihak TPNPB dengan tegas dinyatakan bahwa bukan mereka yang  membunuh tukang itu, namun dia ditembak mati oleh polisi sendiri.   

* 13 Desember 2022: di kompleks pasar  Sinak, Kab Puncak, seorang karyawan bank Papua. Darius Julius Yumame (32), ditembak mati. Pelakunya masih tidak diketahui. Dilihat dari penembakan, pelaku memakai senjata api laras pendek. [1]

* akhir Desember 2022: Wilayah Kab Maybrat menjadi perhatian khusus. TPNPB telah mengklaim bahwa mereka telah menduduki wilayah Maybrat ini. Kapolda Provinsi Papua Barat menetapkan ‘keadaan Siaga 1’. [2] Jaringan Damai Papua (JDP) menyerukan kepada Kapolda untuk mengutamakan upaya perdamaian. [3]

* 30 Desember 2022: TPNPB mengklaim mengadakan serangan kantor polisi di Yahukimo pada malam hari tgl. 30 Desember. Menurut laporan TPNPB, dalam serangan itu dua anggota polisi ditembak mati, dan sejumlah dilukai. Pihak keamanan menyangkal informasi ini, sejauh menyangkut jumlah korban; memang ada serangan dan dua anggota yang kena namun tidak ada yang terluka serius atau tewas.

 

[b] tambahan korban

* korban 2022: Kapolda Papua menjelaskan bahwa selama 2022 terdapat 90 insiden kekerasan akibat kegiatan TPNPB. Jumlah korbannya: 53 yang tewas; dari TNI 10, Polri 4, Warga Sipil 39. Sementara TPNPB ada 5 orang tewas. Dibandingkan dengan 2021 ada kenaikan jumlah orang tewas, dari 34 (2021) menjadi 53 (2022). [4]  Belum ada data mengenai korban karena insiden kekerasan yang dilakukan pihak TNI-Polri (TvdB).

* 10 Desember 2022: 4 anggota aparat di wilayah Sorong Raya (?)

* 13 Desember 2022: seorang warga sipil, tukang senso, di wilayah Saireri.

* 13 Desember 2022: seorang warga sipil, pegawai bank, di wilayah Puncak

 

[c] tambahan pasukan

* menurut berita dari Viva (15/12) 400 prajurit dari Satgas Yonif Raider Khusus 115/Macan Leuser dari Kodam Aceh sudah siap diberangkatkan ke Papua. 

* diangkut KRI Teluk Hading, Jumaat 16 Desember 2022, 450 prajurit, pasukan Yonif Raider 712 Wiratama, telah tiba di Timika. [5]

* menurut berita dari Viva ratusan pasukan TNI Angkatan Udara sudah diberangkatkan – hari Senin, 26 Desember 2022 - ke Papua untuk bertugas sebagai Satgas Kopasgat Satuan Organik BKO Kodam XVII/Cenderawasih. 

 

[3] PENGUNGSI-PENGUNGSI DI PAPUA / SUASANA WILAYAH KONFLIK

 

[4] OTSUS PEMEKARAN

 

[5] HUKUM – HAM – KEADILAN

[a] kasus Paniai: satu-satunya tersangka divonis bebas: Ternyata apa yang sudah diramalkan sebelumnya menjadi kenyataan: satu-satunya tersangka dalam kasus pelanggaran HAM Berat, Paniai 2014, divonis bebas tanpa syarat oleh Pengadilan HAM di Makasar (8/12).[6] Dengan demikian kepercayaan masyarakat, secara khusus para keluarga serta sahabat korban-korban, kepada ‘negara hukum’ menjadi nol. Sekali lagi masyarakat dikecewakan secara berat! Kejaksaan Agung memutuskan untuk meminta kasasi vonis ini

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi manusia Indonesia (PBHI), Julius Ibrani, menyatakan penyelidikan kasus Paniai perlu dimulai lagi dari awal. “Seharusnya yang dilakukan Kejaksaan Agung bukan melakukan kasasi, melainkan memeriksa dan menyelidiki dari awal bersama Komnas HAM dan korban”. Menurut dia, banyak kejanggalan dalam proses pengadilan kasus Paniai. Misalnya, unsur komando tak disinggung dalam dakwaan hingga tuntutan jaksa penuntut. “Padahal hal itu merupakan salah satu titik krusial kasus pelanggaran HAM Berat”, katanya. Julius juga menegaskan bahwa keluarga korban menolak penyelesaian secara non-yudisial. Sebab, keluarga korban menghendaki kasus pelanggaran HAM Berat itu diusut secara hukum.[7]

 

[b] Hari HAM se-Dunia ditandai penangkapan massal: Beberapa orang sudah ditangkap tgl 8 Dec 2022 di Wamena hanya karena menyebarkan leaflet berkaitan dengan aksi damai pada Hari HAM 10 Des 2022. Pada hari H, 10 Desember, aksi-aksi damai dibubarkan paksa dan 56 orang ditangkap di Jayapura; sekurang-kurangnya 16 orang dapat luka. Di Wamena 37 ditangkap dan satu terluka. Juga di Sorong  dan Manokwari aksi damai Hari HAM dibubarkan paksa. Kebanyakan penyelenggara aksi damai adalah anggota KNPB yang berjuang secara damai untuk haknya menentukan nasib sendiri. [8]

 

[c] Kekerasan militer terhadap anak-anakDalam keterangan oleh direktur Komnas HAM Papua, Frits Ramandey (12/12), disampaikan bahwa berulang kali pihak TNI memakai kekerasan terhadap anak-anak. Sekurang-kurangnya ada 11 korban selama tahun 2022. Dia menyebutkan kasus kekerasan terhadap 7 anak di Sinak, Kab Puncak 23-24 Febr 2022. Dalam kejadian itu 1 anak meninggal dan enam anak terluka. Lantas kasus 22 Agustus di Timika. Dari empat korban yang dimutilasi, salah satu adalah anak. Yang ketiga penganiayaan terhadap tiga anak di Keerom (Sept 2-22); ketiga anak terluka sangat serius. [9]

 

[d] Tindakan polisi makin disertai kekerasan: Dalam minggu-minggu terakhir ini ada sejumlah insiden yang sangat diwarnai pemakaian kekerasan, termasuk penembakan, oleh pihak polisi. Di Kepi, Kab Mappi (14/12), beberapa orang terlibat dalam suatu bentrokan, sebagian karena ada yang mabuk, sebagian karena beberapa warga itu mengganggu pekerjaan orang lain di jalan. Dalam bentrokan awal satu anak bagian dahinya tergores senjata tajam. Lantas ada sedikit kumpulan orang yang menuntut dari polisi untuk menyerahkan pelaku pemakaian senjata tajam itu, sambil memukul  dan melempari mobil polisi itu. Kemudian mereka bubar saja dan tinggalkan tempat kejadian. Namun beberapa waktu kemudian terjadi penembakan oleh polisi pada sejumlah orang, 500 m dari tempat kejadian awal, dan dalam aksi penembakan 8 orang terkena dan terluka hingga dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.  1. Basil Boy (27), 2. Ferdi Boy (15), 3. Roni Kamagai, anak SD (11), 4. Soni Pasim, siswa SMU (17), 5. Sabinus Sedar, siswa SMU (18), 6. Martinus Kamagai. Siswa SMU (18), 7. Moses Erro (35) dan 8. Willem Jeji (20). Salah satu, Moses Erro, meninggal selama di Rumah Sakit (17/12). Menurut laporan investigasi oleh Koalisi Penegakan Hukum dan HAM, versi polisi bahwa mereka mulai bertindak, menembak karena dua kelompok warga saling menghantam, sebenarnya tidak benar, karena tidak ada perkelahian antara warga pada saat itu. Maka, Koalisi ini meminta bantuan Komnas HAM untuk mengadakan investigasi dalam kasus penembakan ini.[10]

Lantas ada insiden lagi di Tolikara, Kab Yahukimo (19/12). Dalam tindakan atas aksi dari sejumlah warga, polisi menembak hingga akhirnya 4 orang terluka dan satu meninggal dunia. Sebagai tindak lanjut Kapolda Papua mengirim 60 personnel Brimob ke Polres Tolikara.[11] Dalam salah satu tanggapan kritis Jaringan Damai Papua (JDP) menyesal tindakan polisi itu dan meragukan motivasinya. “Alasan yang digunakan Kapolres Tolikara dan Polda Papua bahwa penembakan tersebut dipicu oleh penyerangan terhadap anggota Polres Tolikara patut dikaji dan didalami melalui investigasi independen yang dilakukan oleh Komisi HAM RI serta dapat melibatkan pengamat hukum dan hak asasi manusia”. [12]

 

[6] PENDIDIKAN – KESEHATAN – EKONOMI RAKYAT

  

[7] LINGKUNGAN – DEFORESTASI - AGROBUSINESS

 

[8] MENUJU “PAPUA TANAH DAMAI”

 

[9] GERAKAN PEMERINTAH PAPUA

[10] TRENDS/GERAKAN POLITIK DI PUSAT INDONESIA DAN INTERNASIONAL

Nasional

[a] Dwi-fungsi TNI-Polri terus berkembang?: Pada akhir tahun Kapolri masih memutasikan sejumlah perwira kepolisian. Termasuk 14 Jenderal digeser ke luar struktur. Artinya mereka ditugaskan di sejumlah lembaga yang menentukan kebijakan negara, termasuk sejumlah kementerian.[13] Walaupun hal itu tidak dinyatakan dengan sangat jelas, namun ada kesan bahwa melalui ‘gaya mutasi ke luar struktur’ berlakunya Dwifungsi aparat makin diberikan struktur dan pengaruhnya.(TvdB)

[b] Panglima TNI yang baru: Adm. Yudo Margono telah diangkat menjadi Panglima TNI, mengganti Andika Perkasa. Beliau menilai bahwa perkembangan konflik di Papua belum mencapai tingkat ‘darurat’.  “So far it remains a criminal law enforcement issue, so Indonesian police are in charge, but we are helping law enforcement”, kata Panglima baru. Pernyataan demikian diutarakan sehari setelah Jokowi menyatakan bahwa dia mendukung rencana untuk mengurangi kehadiran pasukan di Papua, namun tidak memperlunak kebijakan pemerintah. Karena kalau tidak, para rebel bersenjata akan terus beroperasi di situ dan masalahnya tidak pernah akan selesai.[14]  

internasional:

   

[11] SERBA -SERBI

[a] 50 kios di pasar Waghete, Kab Deiyai, terbakar habis: Seorang merasa kurang puas sewaktu memasang (cobaan) baju yang dia mau beli. Tidak puas karena langsung merasa gatal. Maka dia ribut dengan si penjual. Buntut dari keributan sekelompok warga kemudian mendatangi kios dan melakukan pembakaran nya. Kemudian api merambat dengan cepat ke kios-kios lainnya yang semuanya dibuat dari kayu. (12/12)

[b] Sejumlah bangunan diresmikan: dalam suatu seremoni khusus, termasuk ibadah natal, Gubernur Papua, Lukas Enembe sempat meresmikan sejumlah bangunan gedung yang baru. Termasuk Kantor Gubernur yang baru; gedung yang berlantai 9 ini menuntut biaya sekitar 400 miliar. Juga, peresmian Kantor baru Majelis Rakyat Papua yang tidak kalah kemewahan dan jumlah lantainya dengan Kantor Gubernur atau Kantor DPRP (30/12).  Pembangunan fisik di sekitar Jayapura memang luar biasa, tinggal sekarang menunggu peningkatan kegiatan dan kebijakan efektif dalam tahun 2023 (TvdB)

Jayapura, 31 Desember 2022



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.